Article​

Menggapai Mimpi di Usia Muda, Tommy Sujana: Bisa !

Denpasar, 1983 seorang Tommy Sujana dilahirkan dikeluarga yang sederhana dengan Ayahnya yang berprofesi sebagai seorang guru dan Ibunya seorang ibu rumah tangga. Besar dengan didikan keras Ayahnya yang mengajarkan tentang kemandirian dan kasih sayang yang luar biasa dari Ibunya, sosok Tommy Sujana, tumbuh menjadi pribadi yang penuh dedikasi dan mandiri.

Pada masa sekolahnya, Tommy Sujana, sudah menuai prestasi dibidang akademik, berprestasi di kelas dan di bidang sastra seperti baca puisi dan lomba pidato. Saat duduk di bangku SMP, Tommy sempat mengisi acara di sebuah stasiun televisi lokal (TVRI, program Anacaraka) bersama teman-temannya. Dengan prestasi sekolah yang cukup baik, ia pun melanjutkan sekolah ke salah satu SMA favorit di kotanya.

Sebelumnya Tommy selalu berangkat sekolah dengan menggunakan transportasi umum yang tersedia, namun jalur transportasi umum tidak tersedia menuju ke SMA nya. Dengan penghasilan Ayahnya sebagai guru yang waktu itu pas-pasan, ia pun sangat bersyukur orangtuanya membelikan sebuah sepeda motor untuknya berangkat ke sekolah. Waktu itu tahun 1997 dan sepeda motor yang dibelikan untuknya adalah motor bebek tahun 70, iya sebuah motor tua, dibandingkan dengan teman-temannya yang sudah mengendarai sepeda motor terbaru. Hal ini tidak pernah membuat surut semangat belajarnya, walaupun pada saat hujan, sepeda motornya selalu mati di tengah jalan, kebetulan lokasi sekolahnya adalah lokasi terkenal banjir pada saat itu, ia pun harus mendorong motornya dengan melepas sepatunya supaya tidak basah dan beberapa kali ia tidak luput dari ledekan oleh anak lainnya, tapi dengan kesabaran dan bantuan teman-temannya ia selalu berhasil sampai di sekolahnya dengan tepat waktu.

Di sela kesibukan waktu belajar dan sekolahnya, Tommy juga bekerja sebagai tukang kebun di sebuah villa milik seorang bule Australia. Setiap 2 kali dalam seminggu, ia pun bekerja di villa tersebut dengan imbalan upah Rp. 75.000,- sebulan. Ia pun bersyukur atas bantuan dari pemilik Villa yang membantu membiayai uang saku dan buku sekolahnya. Tommy juga aktif di ekstrakurikuler teater di sekolahnya, bersama teman-temannya beberapa kali memenangkan lomba drama modern, lomba baca puisi dan lomba pidato.

Ujian akhir SMA diselesaikan dengan baik olehnya. Awalnya Tommy bermaksud melanjutkan kuliah di kedokteran namun karena pertimbangan biaya, ia putuskan untuk ambil jurusan perhotelan di sebuah sekolah tinggi ilmu ekonomi pariwisata di Badung – Bali. Berkat kerja kerasnya selama ini, pemilik villa tempatnya bekerja sebelumnya, memberikan bantuan biaya kuliah untuknya. Selama kuliah di semester 1 & 2, ia juga bekerja sebagai Daily Worker di berbagai hotel, dan pada semester 3, ia mengikuti program internship di Singapore di sebuah restoran cepat saji di Marina Square – Singapore. Pada saat program ini berlangsung di Singapore, waktu itu usianya baru 18 tahun.

Dalam waktu 3 bulan, atas ketekunan dan keterampilannya Tommy diberikan tanggung jawab lapangan sebagai Outlet Supervisor dengan staff dari Singapore dan Malaysia. Saat itu gaji yang diberikan kepada karyawan yang berasal dari Indonesia lebih murah daripada karyawan yang berasal dari Singapura dan Malaysia. Tommy Sujana yang berasal dari Indonesia bisa mendapatkan penghasilan lebih dari jam kerja lembur yang diambilnya. Hampir setiap hari ia bekerja lembur dan hanya mengambil libur 1 sampai 2 kali dalam 1 bulan. Jam kerja dan tuntutan kerja yang tinggi merupakan pengalaman berharga yang menjadikannya belajar dan mengerti tentang budaya kerja di Singapore yang mengutamakan disiplin, kecepatan dan ketepatan waktu. Inilah yang saat ini menjadi budaya kerja yang dianut di perusahaan miliknya saat ini.

Pada akhir program internship di Singapore, salah satu pemilik restoran (Mr. Fred, warga negara Singapore) menawarkannya untuk bekerja di salah satu cabang restoran yang akan dibuka di Shanghai-China dengan diimingi tawaran gaji dalam USD, namun ia putuskan untuk kembali ke Bali dan melanjutkan kuliah. Saat itu Mr. Fred juga menyampaikan kepadanya bila nanti membuka cabang restoran di Jakarta – Indonesia, dia akan menghubunginya. Peluang dalam hidup ini diperoleh oleh Tommy Sujana pada saat dia berumur 18 tahun.

Sekembalinya ke kampung halaman, Tommy melanjutkan kuliah dan sambil bekerja sebagai Marketing Freelance di sebuah villa. Saat itu ia juga mengisi waktunya sebagai tenaga pengajar Bahasa Inggris di sebuah lembaga kursus bahasa sampai pada semester 7 masa kuliahnya, Tommy Sujana diangkat sebagai Associate Manager di lembaga kursus tersebut.

Agustus 2004, dengan predikat nilai IPK tertinggi (kedua) di kelasnya, Tommy Sujana menyelesaikan kuliahnya. Waktu itu IPK tertinggi diraih oleh seorang mahasiswi cantik yang kini menjadi pendamping hidupnya, Meigawati Sujana. Beberapa hari setelah wisuda, Tommy  bekerja di sebuah usaha hiburan di Legian yang bergerak di bidang show theatre dan dikelola oleh pemiliknya dari Jerman. Saat itu ia diterima sebagai Marketing Executive dan lagi Tommy muda atas disiplin dan prestasi kerja yang diraih, dalam waktu 3 bulan ia diangkat sebagai Manajer untuk membantu mengatur jalannya usaha tersebut.

Setelah bom bali II, pendapatan dari show theatre yang dipimpinnya di Legian, mengalami penurunan drastis dan pemilik akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan. Atas kejadian ini, Tommy Sujana, memutuskan untuk membuat sebuah usaha yang sesuai dengan kecakapan dan kepribadiannya. Setelah dipikirkan dengan matang, Tommy Sujana, di usianya yang ke-23, akhirnya memulai dengan usaha event organizer, karena usaha ini dianggapnya memiliki peluang tinggi, sesuai dengan latar belakang pendidikannya di perhotelan pariwisata dan berkaitan dengan pekerjaan terakhirnya di hiburan show theatre. Pada saat mengutarakan idenya tentang usaha event organizer ini, Tommy Sujana sempat mengajak boss-nya untuk ikut bergabung dengannya di perusahaan event organizer miliknya ini, tapi tawarannya ditolak oleh si boss, karena usaha event organizer dianggap terlalu susah dan penuh tekanan.

Usaha event organizer ini dibangun dengan kerja keras olehnya dan saat ini event organizer yang dipimpinnya dikenal dengan nama “Phenom Event Indonesia” yang menjadi salah satu perusahaan event organizer ternama di Indonesia dengan kantor di Malaysia, Jakarta, Bali dan Lombok. Menurut Tommy, Business Ethic & Commitment adalah pilar utama dalam menjalankan bisnisnya.

Pihak yang menggunakan jasa Phenom Event Indonesia dalam menangani event-event adalah klien yang banyak dari hotel bintang 5, klien dari perusahaan skala nasional, multi-nasional dan internasional. Saat ini Tommy Sujana sebagai CEO dari Phenom Event Indonesia terus melebarkan sayap perusahaannya. Tommy juga mengembangkan usaha bisnis lainnya di bidang: Wedding Organizer (Canopus Wedding), Restaurant (The Magendra), Buying Agent & Export (INCA Trading), produksi kerajinan batu alami (Batu-Batu) dan membangun bisnis penyewaan peralatan acara terlengkap di Bali dengan nama Bali Rental Centre (BRC) serta perusahaan event lainnya di Lombok (Raptcha Event).

Tommy Sujana juga sangat tertarik dengan dunia pendidikan, dengan pernah memberikan program belajar bahasa inggris gratis untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, dimana ia membiayai tenaga pengajar, menyediakan buku pelajaran dan menyiapkan ruang kelas yang nyaman ber-AC untuk proses belajar yang maksimal.

Di tahun 2014, Tommy mengasah kembali dirinya dan menjadi seorang Trainer dengan sertifikasi internasional dari DCI (Directive Communication International), akreditasi oleh AIOBP (American Institute of Business Psychology). Ia juga memperoleh sertifikasi sebagai Dynamic Speaking Trainer dan Trainer  of Colored Brain Communication International & Human Emotional Driven. 

Kini Tommy Sujana bersama beberapa teman pengusaha, mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang pelatihan bisnis dan pengembangan karakter dengan nama In-Coach Asia. Sebuah perusahaan yang menjadi wadah untuk para pengusaha belajar dari para Trainer, Coach, Mentor dan Praktisi Bisnis dengan program yang dikemas menarik, berbobot dan tetap entertaining. 

Profile bisnis dari Tommy Sujana sudah beberapa kali ditayangkan di beberapa stasiun televisi dan media cetak. Dengan seiringnya waktu, Tommy Sujana, dengan pengalamannya di bidang MICE dan event, dipercaya sebagai Motivator, Trainer dan Team Building Coach oleh banyak perusahaan dari dalam dan luar negeri karena gayanya yang penuh ENERGY dan FUN. Hingga kini, ia juga sering diundang menjadi pembicara dan motivator di berbagai acara seminar dan meeting.

Seorang Trainer dari Bali yang memiliki sertifikasi internasional dari Directive Communication Psychology (DCI). Lembaga ini direkomendasi oleh American Leadership Development Association (ALDA) dan diakreditasi oleh American Institute of Business Psychology (AIOBP). Tommy Sujana juga merangkum kisah inspiratifnya dalam bukunya yang berjudul “The Possible Me” menggambarkan semangat muda yang berani dan tidak menyerah oleh keadaan.

“Tidak ada hasil yang lebih baik dari suatu pekerjaan yang dilakukan dengan ketulusan hati”

– Tommy Sujana –

Tommy adalah salah satu anak bangsa yang menjadi sumber inspirasi yang mencapai sukses di usia muda. Kami berbagi cerita ini untuk dapat diteruskan ke generasi muda Indonesia untuk dapat berkarya dan menggapai mimpinya di usia muda.